Senin, 08 November 2010

HATE ME FOR BEING SO CONTROVERSY

Benci lah saya, tidak apa-apa!
Tapi maksud nya adalah “think out of the box”
Berpikirlah dengan cara yang luar biasa, tidak hanya “mem-beo”.


Tidakkah kawan2 semua lihat, betapa masyarakat Indonesia sudah semakin anarkis.
Presiden berkunjung, demo. Setahun pemerintahan, demo. Bahkan kasus Blowfish yang hanya urusan personal, jadi negara pula sibuk. Yang lebih kampungan lagi ribut antar suporter bola, baru2 ini Jakmania dengan Persikabomania.  Apa ini? Mahasiswa sebagai agen of change, berubah menjadi agen of chance (mengutip status FB seorang teman, hehe)


Bagaimana kita bisa serius mengontrol jalannya lembaga eksekutif dan legislatif, kalo antar masyarakat sendiri, carut-marut. Belum lagi kita mau membela harga diri kita di mata bangsa lain. Malaysia contoh dekat nya. Bagaimana menlu negara itu mau gentar atas demo2 rakyat Indonesia , sementara beliau tahu kita sendiri pun bukan rakyat yang solid.


Begitu juga dengan opini2 yang terlalu mengkerdilkan pemerintahan dan para pejabat, memang selalu menyentil sisi kritis saya. Bukan maksud untuk menunjukkan bahwa opini sayalah yang benar. Hanya saja apakah tidak sebaiknya setiap kritik di sertai juga dengan solusi. Sekalipun solusi tersebut hanya akan berakhir sebagai sebuah wacana.


Wakil rakyat jalan2, heboh. Apakah negara ini bisa maju kalo mereka hanya belajar dari negeri ini saja. Bahkan negeri ini pun tidak patut untuk dipelajari, sekalipun oleh negara miskin, Etiopia misalnya. Tidak patut, karena sebenarnya kita pun miskin, karena tidak pandai mengelola kekayaan kita.


Tapi memang, harus dilihat juga urgensi nya. Kalo hanya untuk studi banding Pramuka misalnya, ya terlalu jg kalo harus sampai ke luar negeri. Memang saat ini mempelajari pramuka sangat penting untuk kesejahteraan bangsa apa? Rakyat masih terkonsentrasi sama bagaimana mengisi perut.


Dan, setiap laporan hasil kunjungan wakil rakyat ke luar negeri, juga harus diekspos oleh media. Dibuat sebuah acara untuk membahas laporan itu. Selama ini yang terjadi kan tidak begitu. Media hanya sibuk memberitakan kepergian ke luar negerinya. Apa hasil kunjungan itu, media tidak lagi tertarik untuk memberitakan. Begitu pula kalo pejabat harus pergi saat2 bencana sedang terjadi, harusnya diekspos juga apa urgensinya oleh media, jangan hanya beritakan kepergiannya.


Itu hanyalah salah satu contoh, betapa media, khususnya televisi pun sudah tidak lagi netral dan cenderung provokatif. Itu pula salah satu akibat dari kepemilikan media yang dipegang oleh orang2 yang terlibat politik praktis. Bukan pengusaha murni.
Tapi memang kita sangat membutuhkan berita. Hanya saja, saringlah berita dulu. Jangan dilumat mentah2.


“Sungguh rakyat dan agen perubahan di negeri ini jauh dari kesantunan”


Adapula yang menyalahkan bencana di Indonesia adalah akibat para pejabat2 yang korup. Terlihat si pembuat statemen ini berusaha keras untuk menjadi Tuhan.


Sebagai generasi muda, kita harus menjadi kaum pendidik-pendidik yang baik. Tau sendirikan, pendidikan di negeri ini mahal. Makanya bangsa ini susah sekali maju, karena masyarakat yang sebagian besar masih berpola pikir tidak moderat.


Sekalipun kita hanya mengajarkan bagaimana cara menjadi masyarakat yang santun dan moderat kepada segelintir orang, itu tetap ada gunanya buat kemajuan negeri ini.
Caranya, mulai lah dari diri sendiri.


Berpikirlah, beropinilah, mengkritik lah dengan cara yang baik. Dan tidak selalu hanya mengikut pada opini kebanyakan orang. Jadilah pemikir-pemikir hebat, karena zaman sekarang jarang terlahir orang seperti itu. Sekalipun akan menjadi kontroversial, bertentangan dengan opini kebanyakan orang, tetap itu menjadi sebuah pemikiran yang murni, yang kelak akan dipelajari juga oleh orang lain, dan menjadi legenda. Tan Malaka, Che Guevara, Sutan syahrir, Budi Oetomo, Lenin, Stalin, Mao Zedong, Chairil Anwar, sekalipun hanya lewat puisi, beliau sukses mendobrak dunia dengan pemikirannya. Dan banyak lagi contohnya.


Tidakkah kawan2 ingin suatu hari Indonesia berubah menjadi perancis, misalnya.
Negeri aman, sejahtera, menciptakan banyak pemikir2 hebat dunia. Gejolak pasti ada, tapi hanyalah setitik noda jika dibandingkan dengan kemakmuran rakyatnya.
Tapi sekali lagi, ini hanya opini saya, yang haus pula akan kritikan
Demi inspirasi saya berikutnya.
Jadi yang mau kritik, monggo…
(see comments on this post)

Tidak ada komentar: